Bandung adalah sebuah kota yang terkenal dengan udaranya yang bersih. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang terletak di pulau Jawa. Kota ini merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat. Selain terkenal dengan budayanya, Kota Bandung juga terkenal karena makanan khasnya yang beragam dan unik. Namun tahukah kalian jika ternyata ada cerita rakyat tentang asal muasal Kota Bandung? Nah, untuk kalian yang sudah penasaran, bisa disimak cerita di bawah ini.
-
Zaman dulu, hiduplah seseorang yang memiliki kekuatan sakti bernama Empu Wisesa. Dia memiliki putri yang sangat disayangi bernama Sekar. Selain itu, Empu juga memiliki dua anak murid yang bernama Wira dan Jaka.
Ketika Empu masih muda, Gunung Tangkubanparahu sempat meletus dahsyat. Letusan itu memakan banyak sekali korba jiwa. Kemudian Empu mengunjugi sebuah desa yang terkena dampak letusan gunung tersebut. Saat dia berkunjung, tiba-tiba menemukan bayi yang orang tuanya meninggal akibat letusan gunung tersebut.
Empu Wisesa akhirnya memutuskan untuk merawat bayi tersebut. Bayi itu adalah Wira dan Jaka yang kemudian menjadi murid Empu Wisesa. Saat itu lahar Tangkuban Perahu masih terus menjalar hingga belasan tahun lamanya.
Selama Empu merawat Jaka dan Wira, Empu juga mengajarkan banyak sekali ilmu kepada dua anak didiknya itu, dari ilmu beladiri sampai nilai-nila kehidupan.
Wira sangat rajin sekali berlatih walaupun tidak selalu diawasi oleh Empu Wisesa. Berbeda dengan Jaka yang justru sebaliknya. Ketika Empu tidak ada, Jaka hanya bermalas-malasan.
Suatu hari Jaka hendak berbicara dengan Empu Wisesa. Empu yang merasa heran bertanya mengapa Jaka hanya ingin berbicara hanya berdua dengannya. Akhirnya Jaka menjelaskan bahwa dia ingin melamar anaknya, Sekar.
Sayang ketika Empu sudah menyetujui lamaran Jaka, Sekar menolaknya. Sekar hanya ingin menikah dengan Wira. Mendengar hal tersebut membuat Empu akhirnya memikirkan sebuah jalan keluar.
Empu Wisesa akhirnya memanggil Jaka dan Wira. Dibuatlah sebuah sayembara bagi siapa saja yang bisa memadamkan lahar Gunung Tangkuba Perahu akan dinikahkan dengan anaknya, Sekar.
Wira dengan cerdik memikirkan sebuah cara untuk memadamkan lahar tesebut. Sedangkan Jaka justru berpikir bahwa itu adalah hal mustahil untuk dilakukan. Wira yang sudah memiliki rencana matang pun segera menjalankan aksinya.
Wira mencari sumber air yang memiliki volume yang besar. Dia pun menemukan sebuah sungai yang kini dikenal dengan Sungai Citarum. Dengan ilmu yang telah Wira dapatkan dari Empu Wisesa, dia meruntuhkan bukit untuk membendung aliran Sungai Citarum.
Karena lahar Gunung Tangkuban Perahu berada di cekungan rendah, akhirnya air yang meluap dari Sungai Citarum mulai mengalir menuju lahar yang sangat panas. Air tersebut berhasil memadamkan lahar Gunung Tangkuban Perahu yang sudah sangat lama tidak kunjung berhenti keluar. Jika lahar tersebut tidak dipandamkan nantinya bisa membahayakan banyak orang di sekitar.
Setelah Wira berhasil memadamkan lahar tersebut, Empu Wisesa pun menepati janjinya. Dia menikahkan Sekar, putri semata wayangnya yang sangat dia cintai dengan anak muridnya, Wira. Pernikahan mereka digelar dengan sangat meriah dan mengundang banyak warga sekitar.
Beberapa tahun kemudian, bendungan air tersebut semakin surut dan mengering. Bendungan yang mengering berubah menjadi lahan subur. Wira dan Sekar akhirnya memutuskan untuk pindah ke lahan tersebut. Dibuatlah ladang dan sawah dengan hasil panen yang sangat melimpah.
Para warga sekitar pun juga ikut berdatangan untuk pindah ke lahan tersebut. Mereka juga mulai bertani dan bercocok tanam di lahan tersebut. Setelah sekian lama akhirnya Wira pun diangkat menjadi pemimpin di daerah baru itu.
Lahan tersebut akhirnya kini menjadi sebuah daerah maju dan terkenal yang kita kenal dengan sebutan “Bandung” yang berasal dari kata bendung.
-
Nah di atas adalah sebuah legenda mengenai asal-usul dari Kota Bandung yang kita kenal saat ini. Pesan moral dari cerita rakyat ini adalah, kita tidak boleh bermalas-malasan seperti Jaka. Namun, kita sebaiknya menjadi orang yang cerdik dan pekerja keras seperti Wira, karena sifat malas tidak akan mendatangkan apa-apa sedangkan jika kita bekerja keras, maka kita pasti akan mendapatkan hasilnya di masa depan.
Sumber: https://jabar.inews.id/amp/berita/cerita-rakyat-jawa-barat-asal-usul-kota-bandung
Ditulis oleh: Carla Elizabeth 9F-11
No comments:
Post a Comment